Rabu, 06 November 2013

Keberagaman budaya dengan budaya nasional

Mendeskripsikan potensi keberagaman budaya yang ada dimasyarakat setempat dalam kaitannya dengan budaya nasional.

A.   Faktor-faktor penyebab keberagaman budaya, yaitu:

1. Keberagaman suku bangsa
Indonesia  terdiri dari bermacam-macam suku, ada 19 suku bangsa yang ada di Indonesia,yaitu:
1.     Aceh
2.     Gayo alas dan batak
2a . Nias dan Batu
3.    Minangkabau
3a.  Mentawai
4.   Sumatera Selatan
5.   Melayu
6.   Bangka Dan Belitung
7.   Kalimantan
8.   Minahasa
8a. Sangir-Talaud
9.   Gorontalo
10. Toraja
11. Sulawesi Selatan
12. Ternate
13. Ambon
13a. Kepulauan Barat Daya
14. Irian
15. Timor
16. Bali dan Lombok
17. Jawa Tengah dan Jawa Timur
18. Surakarta dan Yogyakarta
19. Jawa Barat





2. Keberagaman bahasa dan dialek
             Seiring dengan keanekaragaman suku bnagsa, di Indonesia terdapat kurang lebih 250 bahasa dan dialek.
Salah satunya adalah:
1.      Bahasa Melayu
2.      Bahasa Nias
3.      Bahasa Jawa
4.      Bahasa Sunda
5.      Bahasa Madura
6.      Bahasa Bugis
7.      Bahasa Dayak, dan sebagainya.

3. Keberagaman agama ( Realigi )
            Selain suku bangsa dan bahasa, Indonesia juga memiliki keberagaman agama dan kepercayaan. Terhitung di Indonesia terdapat 5 agama yang diakui secara resmi oleh Negara, yaitu:
1.      Islam
2.      Katolik
3.      Protestan
4.      Hindu dan
5.      Buddha
pada saat ini, agama Konghuchu juga sudah diakui. Selain itu, berkembang pula kepercayaan-kepercayaan lain di masyarakat.

           
4. Keberagaman seni dan budaya
            Suku bangsa yang beragam di Indonesia tentu menghasilkan kebudayaan yang beragam pula. Salah satunya wujud kebudayaan itu adalah kesenian, baik seni sastra, seni tari, seni music, seni drama, seni rupa, dan sebagainya.
Misalnya di batam kita mengenal tarian zafin, lagu Hangtuah, alat music gambus, harmonium, gendang dan lain-lain. Pertunjukan joget topeng dan sebagainya.

B.   Manfaat Keberagaman budaya di Indonesia
    
Tidak semua Negara memiliki keberagaman budaya seperti yang dimiliki oleh Indonesia. Dengan demikian, keberagaman budaya memberikan manfaat bagi bangsa kita, yaitu:
 1. Dalam bidang bahasa, Kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah dapat memperkaya perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia.
2.Dalam bidang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa
3. Pemikiran yang timbul dari sumber daya manusia di masing-masing daerah dapat pula dijadikan acuan bagi pembangunan nasional.


C.   Contoh – Contoh Budaya Lokal di masyarakat setempat

1.   Kebudayaan Lokal Masyarakat Sunda
            Suku bangsa sunda adalah salah satu suku bangsa yang mendiami Pulau  Jawa Secara administratif, suku bangsa ini sebagian besar menjadi penduduk Propinsi Jawa Barat. Bahasa percakapan yang di pakai adalah bahasa sunda

a.       Sistem Kekerabatan
      Sistem kekerabatan suku bangsa sunda mengenal system parental, yaitu mengikuti garis keturunan kedua orang tua, ayah dan ibu.

b.      Sistem Religi
      Sebagian besar masyarakat suku bangsa sunda sekarang ini memeluk agama Islam. Adanya kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat gaib dan takhayul serta pemujaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kesakitan, seperti keris pusaka, pedang tua, batu cincin, jimat, dan sebagainya.

c.       Kesenian
      Masyarakat Sunda mimiliki beragam kesenian. Alat music tradisional masyarakat sunda adalah angklung. Seni pertunjukan seperti reog, calung, wayang gelok, gendang pencak, dan sejumlah tari-tarian seperti jaipong dan tari topeng.
Kesenian-kesenian ini umumnya dibawakan pada saat upacara-upacara, seperti selamatan pernikahan, sunatan, meruwat rumah, dan syukuran

2.   Kebudayaan Lokal Masyarakat Jawa
           Sama seperti suku bangsa sunda, suku bangsa Jawa juga merupakan salah satu suku bangsa yang mendiami pulau Jawa. Jumlah penduduk suku bangsa Jawa merupakan yang terbesar di Indonesia  dan saat ini tidak hanya berdiam di pulau Jawa tetapi juga menyebar di hampir seluruh daerah di Indonesia salah satunya di kota batam. Daerah kebudayaan suku bangsa jawa meliputi wilayah bagian tengah dan timur pulau jawa. Suku bangsa jawa, menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa percakapan.

a.       Sistem kekerabatan
     Sistem kekerabatan suku bangsa jawa mengenal system bilateral. Semua kakak laki-laki dan perempuan, ayah dan ibu, serta istri dan suami-suami masing-masing diklasifikasikan menjadi satu dan disebut siwa atau tuwa. Adik-adik dari ayah dan ibu dikelompokkan ke dalam dua golongan berdasarkan jenis kelamin, yakni paman bagi yang laki-laki dan bibi bagi yang perempuan.

b.      Sistem Religi
     Sebagian besar suku bangsa jawa saat ini memeluk agama Islam. Sebagian lagi memeluk agama katholik, prosestan, hindu, Buddha, serta aliran kepercayaan. Walaupun demikian, sebagian masyarakat jawa masih dipengaruhi tradisi-tradisi dari agama asli, seperti kepercayaan terhadap benda keramat ( keris pusaka, cincin, dan sebagainya), pemujaan terhadap makhluk halus dan arawah nenek moyang, seperti aliran kebatinan, keaniyahan, serta aliran kehindujawian.

c.       Kesenian
     Kesenian masyarakat jawa sangatlah beragam. Alat music tradisional jawa adalah gamelan yang sebetulnya juga di kenal di jawa barat dan bali. Seni ukir juga berkembang di masyarakat jawa baik di kain (batik)  maupun benda seperti kayu dan semen. Seni ukir ini sangat tampak di tiang-tiang atau gapura rumah-rumah adat jawa (joglo) maupun di keratin (istana raja Yogyakarta da Surakarta). Masyarakat jawa juga memiliki banyak jenis lagu dan tarian, seperti lagu suwe ora jamu, tarian serimpi, kendalen, dan sebagainya.

3.      Kebudayaan Lokal Masyarakat Dayak
           Suku bangsa dayak adalah salah satu suku bangsa yang mendiami pulau Kalimantan. Mereka dianggap sebagai suku bangsa asli pulau tersebut. Suku bangsa dayak terdiri dari banyak kelompok suku bangsa, di antaranya dayak Ngaju, Ot- danum, dan Ma’anyan.

a.       Sistem kekerabatan
     System kekerabatan suku bangsa Dayak mengenal system ambilineral, yaitu mengikuti garis keturunan laki-laki dan perempuan. Sebagian besar anak laki-laki atau perempuan yang sudah menikah akan tetap tinggal bersama orang tuanya. Inilah yang membentuk keluarga luas (Ultralokal). Masyarakat dayak tidak melarang anak perempuannya menikah dengan laki-laki dari suku bangsa lain asalkan mereka mau tinggal bersama keluarga istrinya. Masyarakat dayak mengenal bentuk perkawinan hajenan, yaitu perkawinan antara dua saudara sepupu yang kakeknya bersaudara kandung. Mereka juga mengenal perkawinan Cross cousin, yaitu antara anak-anak saudara laki ibu atau antara anak-anak saudara perempuan ayah. Mereka juga mengenal perkawinan antara dua orang bersaudara sepupu yang ibunya bersaudara kandung. Perkawinan yang dilarang adalah perkawinan antara saudara sepupu yang ayahnya bersaudara sekandung atau antara paman dan kemenakannya.

b.      Sistem religi
     Masyarakat dayak saat ini banyak di pengaruhi agama-agama besar seperti islam katolik, protestan, Hindu, dan Buddha. Namun demikian, sebagian juga masih berpegang pada agama asli yang biasa disebut Kaharingan yang berarti air kehidupan. Dalam kepercayaan kaharinagan ini, air kehidupanlah yang memberi kehidupan kepada manusia. Masyarakat dayak percaya bahwa ada roh-roh halus yang berdiam di pohon-pohon atau batu-batu besar, hutan belukar, sungai, danau, dan sebagainya. Selain itu, mereka percaya pada roh-roh nenek moyang (liau) yang masih berada di sekitar mereka.

     Orang dayak  percaya bahwa jiwa seseorang yang mati akan meninggalkan raganya sebagai liau dan senantiasa berada di sekitar manusia. Liau itu nantinya akan pergi kepada dewa tertinggi namun melalui proses yang sangat panjang dengan segala tantangan dan ujian. Untuk berhubungan dengan roh-roh ini, orang dayak melakukan berbagai upacara dengan memberikan sesajian dan sebagainya.

     Orang dayak juga memiliki upacara-upacara keagamaan lainnya seperti upacara kelahiran, pembakaran mayat, upacara menanam dan memanen tanaman, dan upacara mengusir hama tanaman yang dipimpin oleh seorang balian (ahli agama).


c.       Sistem kesenian
     Masyarakat dayak memiliki beragam kesenian, baik seni music, tarian, seni ukir, ataupun tenun. Alat music yang biasa dipakai umumnya terbuat dari bambu atau kayu yang dimainkan dengan cara di pukul berirama mengikuti tarian dan lagunya. Tarian masyarakat dayak sangat banyak, diantaranya tarian Tambun, Balean dades, dan bungai. Tari-tarian ini umumnya dibawakan ketika upacara-upacara adat.

     Seni ukir masyarakat dayak umumnya berupa patung-patung kayu dan tiang-tiang rumah yang di ukir dengan tangan dan memiliki simbol-simbol tertentu. Kain tenun yang dikenal umumnya terbuat dari bahan kapas dan kulit kayu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar